Senin, 31 Desember 2018

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Hasil gambar untuk manusia dan keindahan


I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahan setiap manusia tentunya berbeda-beda dengan sesamanya, karena setiap manusia diciptakan unik oleh sang pencipta. Keindahannya dapat berasal dari dalam dan luar, tercermin melalui sikap, perilaku, dan penampilan manusia itu sendiri. Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, dan kedaerahan.
Keindahan berasal dari kata “indah” yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena hal itu, keindahan merupakan bagian hidup manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa keindahan, sebab hidup tanpa keindahan pada hakekatnya adalah mati. Keindahan dapat membuat manusia gembira, bersyukur, dan lain-lain. Dimanapun dan kapanpun siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena hal itu, segala hasil tiruan tidaklah indah, karena dasarnya tidak benar.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian manusia?
2.      Apa pengertian keindahan?
3.      Apa saja nilai-nilai dari keindahan?
4.      Apa hubungan antara manusia dan keindahan?
5.      Apa sebab-sebab manusia menciptakan keindahan?

C.    Tujuan Pembahasan
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan makalah kami adalah sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan apa pengertian manusia.
2.      Mendeskripsikan apa pengertian keindahan.
3.      Mendeskripsikan nilai-nilai dari keindahan.
4.      Mendeskripsikan hubungan antara manusia dan keindahan.
5.      Mendeskripsikan sebab-sebab manusia menciptakan keindahan.

D.    Manfaat Pembahasan
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Adapun manfaat dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.      Manfaat teoritis

a)   Menambah perbendaharaan penelitian di Univeristas Gunadarma khususnya mengenai manusia dan keindahan.
b)      Menambah  wawasan  mahasiswa/i Universitas Gunadarma mengenai nilai-nilai keindahan.
c)  Menambah wawasan mahasiswa/i Universitas Gunadarma mengenai hubungan manusia dan keindahan.

2.      Manfaat praktis
a)      Membantu mahasiswa/i menyadari hakekat manusia dan keindahan.
b)      Membantu mahasiswa/i untuk mampu menganalisis hubungan manusia dan keindahan dengan cara membandingkannya dengan makalah lain.
c)      Meningkatkan kualitas materi yang didapat oleh mahasiswa/i khususnya materi Ilmu Budaya Dasar (IBD) tentang manusia dan keindahan.
d)     Meningkatkan motivasi mahasiswa/i untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara manusia dan keindahan.


II. PEMBAHASAN

A.      Manusia

1.         Pengertian
Manusia adalah mahluk sosial, dimana manusia merupakan mahluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada hakekatnya, manusia merupakan mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan memiliki akal dan pikiran yang dapat digunakan secara logis dan dinamis untuk melakukan sesuatu sehingga terciptalah manusia yang adil, yang dapat menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.

B.       Keindahan

1.         Pengertian
Keindahan adalah suatu konsep yang tidak dapat dinikmati melainkan hanya dapat dinikmati dalam suatu karya. Dengan kata lain, keindahan dapat dinikmati bila dihubungkan dengan bentuk.
Keindahan sering diutarakan pada situasi tertentu. Keindahan sendiri berasal dari kata dasar ‘indah’ yang berarti bagus, permai, cantik, elok, dan sebagainya. Keindahan sendiri bersifat universal dan relatif memiliki pandangan yang berbeda-beda. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata bellum yang berasal dari kata benum, yang artinya kebaikan.
Pada hakekatnya, keindahan adalah susunan pokok kualitas tertentu yang terdiri dari kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Sedangkan filsuf abad pertengahan, Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.


C.      Nilai-Nilai Keindahan
Keindahan memiliki nilai-nilai tertentu dalam perwujudannya, yaitu: 
1.      Nilai Estetika
Dalam rangka teori umum tentang nilai estetik, The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Istilah nilai estetik sendiri dalam bidang filsafat, seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut.
“The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group”. (kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan). Nilai estetika digolongkan menjadi 2 nilai, yaitu:

a.         Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari keindahan alam yang bersangkutan, dapat juga digunakan sebagai tujuan, ataupun demi kepentingan alam itu sendiri. Misalnya pesan tentang keagungan Allah yang menciptakannya melaui keindahan alam itu sendiri. Contohnya adalah pesan puisi yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui karya puisi tersebut.

b.      Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai sarana untuk membantu sesuatu yang lain. Misalnya, keindahan alam menjadi sarana untuk membantu perekonomian penduduk sekitarnya dengan menjadikan keindahan alam tersebut sebagai objek wisata. Para penduduk sekitar dapat melakukan kegiatan usaha mulai dari menyediakan tempat menginap, berdagang kebutuhan-kebutuhan bagi para pengunjung, dan lain-lain.

D.      Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tidak dapat dipisahkan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan. Jangkauan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian dari hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun, siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Sudah pasti kebenaran disini bukanlah kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni, berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia tersebut mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Batas keindahan akan berhenti pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin, dan kreatif dalam menghubungkan benda yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi.
Jadi, keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan.

E.       Sebab-Sebab Manusia Menciptakan Keindahan
Manusia menciptakan keindahan pasti memiliki sebab-sebab tertentu. Adapun sebab-sebab manusia menciptakan keindahan yakni sebagai berikut:

a.      Tata Nilai Yang Telah Usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat, ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.

b.      Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat manusia, terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”, yang berisi bahwa si pengarang memprotes perbuatan bejat para pejabat, yang merendahkan derajat wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

c.       Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi faktor yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat dari nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah.

d.      Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam, keteraturan alam semesta, dan kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan Tuhan. Seindah-indahnya tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan dapat menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. 




 III. PENUTUP

A.    Simpulan

Keindahan pada dasarnya adalah ciptaan Tuhan. Keindahan adalah susunan pokok kualitas tertentu yang terdiri dari kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan antara garis, warna, bentuk, dan kata-kata. Semua ciri tersebut dapat ditemui dalam hidup setiap manusia. Manusia dan keindahan tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Tuhan telah menganugerahkan keindahan bagi setiap manusia secara unik. Tidak ada satupun manusia yang sama di dunia ini, meskipun kembar sekalipun. Oleh sebab itu, manusia berkewajiban untuk menjaga keindahan-keindahan yang ada pada dirinya maupun yang ada di sekitarnya sebagai upaya untuk melaksanakan perintah-Nya.

B.     Saran
         Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar para pembaca mempelajari dan memahami maksud dari isi makalah ini sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.








DAFTAR PUSTAKA 


MANUSIA DAN PENDERITAAN


Hasil gambar untuk manusia dan penderitaan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

      Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.

1.2. Rumusan Masalah

 Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1.      Pengertian Penderitaan.
2.      Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
3.      Siksaan.
4.      Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.

1.3. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
2.      Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
3.      Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia



II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penderitaan

       Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan  bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda – beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang  bermacam-macam.Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.Penderitaan juga dapat menular dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

       Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan  jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.

      Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut  juga dengan faktor internal dan eksternal.

     Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.

       Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu Karena keduanya itu termasuk penyakit batin manusia maka usaha terbaik adalah menyehatkan batin itu. Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:

Eksternal murni
-yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang  bersangkutan.

Eksternal tak murni,
-yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.

      Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.


2.2. Siksaan

     Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau  penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan  penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai  penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan  pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :

Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.

Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.

Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.


Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia atau mereka yang masuk dalam sumber phobia di muka bumi ini.

  1. Claustrophobia dan Agoraphobia Ooustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
  2. Takut ular Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan  pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarang.
  3. Takut laba-laba Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki. Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan  bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar
  4. Takut pada orang lain Pernah bertemu orang yang mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang  parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.
  5. Takut ketinggian Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi  berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter.
  6. Takut kegelapan Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak -anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hantu, penculik, atau perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan  bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.
  7. Takut kilat dan halilintar Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak  jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa. Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.
  8. Takut terbang Jangan dikira mereka ini orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir  begitu, atau ada yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik  pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
  9. Takut Anjing Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.
  10. Takut Dokter Gigi Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya 6


  Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ? Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan  baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap. Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien  pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien  berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang  pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.


2.3. Kekalutan Mental

Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai  berikut :

  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
  2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
  3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
  4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
  5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang  bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
  6. Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.


Tahap- tahap gangguan jiwa :

  1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
  4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah  penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
  5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
  6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.

Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental

  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang  bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
  3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.


Proses-proses kekalutan mental:

Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.

Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.


2.4.Penderitaan dan Perjuangan

      Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan  budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.

          Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra‟du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya. Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.


2.5. Penderitaan, media massa, dan seniman

        Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,  pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh  penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa  penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.


2.6. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

        Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap  positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian  penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.

Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :

a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.

b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme). Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.


2.7. Contoh

Contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

-Nasib buruk
Penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip  buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib  buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi  penderitaan tersebut.

-Kehilangan orang tua,
Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang  paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya.tapi kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.

-Kemiskinan
Banyak orang yang mederita karena kemiskinan, merasa tidak  pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

-Bencana
Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan. Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif. Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup  bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, menyadari apa yang telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa,  putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.


Ada Pula Contoh Siksaan

-Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter. Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

-Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan. Dalam Al Qur‟an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang artinya:Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap  Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka dan menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.(Q.S. Al-Fath : 60)


Penderitaan dan sebab-sebabnya

 -Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya  bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik  baiknya dengan cara yang baik pula.

-Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat  berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.

Pengaruh penderitaan Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya.
Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:
-Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.
-Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin  bunuh diri


2.8. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
  
        Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam, musibah atau kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan  bisa dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan  penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi penderitaan itu telah ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam. Betapa menderitanya nabi Adam dan Hawa ketika ia harus meninggalkan surga lantaran tindakannya yang tidak mengikuti  perintah Tuhan dan lebih mengikuti nafsunya dan bujukan syaitan. Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal perbedaaan manusia. Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul. Begitu universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya. Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.



III PENUTUP

A. KESIMPULAN

      Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung  bagaiamana seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya













DAFTAR PUSTAKA

·         Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma
·         Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
·         Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra Aditya Bakti
·         Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994.Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
·         Hakim, M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Pustaka Satya
·         Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi aksara.