I. PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pada dasarnya
manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap
manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan juga
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus
berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT.
Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan.
Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia
karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT.
1.2
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari
pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian dari manusia,
menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara manusia dan
harapan, menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan menjelaskan hubungan antara
harapan dan kepercayaan.
1.3
RUMUSAN
MASALAH
Apakah pengertian dari
Manusia itu ?
Apakah pengertian dari
Harapan itu ?
Apa hubungan antara
manusia dan harapan ?
Apa sebab manusia
memiliki harapan ?
Apa hubungan antara
harapan dan kepercayaan ?
II. PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
MANUSIA DAN HARAPAN
§ PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah
makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang
menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang
rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan
makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu,
dan sebagainya.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan
sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
§ PENGERTIAN HARAPAN
Harapan
berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang
belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang
terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia dari Allah
SWT yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau
keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat
dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang
lain dan kepercayaan kepada Allah SWT.
Harapan atau
asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang.
Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan
terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang
mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik
dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma
agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor
lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat,
kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat
berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir positif yang
merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk menangkal
pikiran negatif atau berpikir pesimis.
§ MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan dalam
kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya
sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan
diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar
dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan
terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda
rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu
ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya.
Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas,
harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka
harapannya juga akan sempit.
Harapan itu
bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Harapan apa yang baik
2. Bagaimana cara mencapai harapan itu
3. Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia
mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka
sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia.
Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat,
dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita
sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan
terwujud.
2.2
SEBAB
MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut
kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga
atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang
dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal
yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan Kodrat
Kodrat ialah
sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis, bergembira,
berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia
lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi
kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup
itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan
kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan
ketenangan.
Untuk memenuhi
semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik
maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.3
BERBAGAI
CARA UNTUK MENCAPAI HARAPAN
1.
Kenali
diri anda sendiri
Ok jadi sebelum anda menentukan impian anda tersebut, pertama
kenali dulu diri anda sendiri, di sini maksudnya anda harus mengetahui apakah
yang menjadi kelebihan dan kekurangan anda. Anda harus menggali potensi yang
anda miliki dan berusaha untuk bisa menerima kelemahan yang anda miliki dan
berusaha untuk memperbaikinya selama masih mungkin.
Terkadang kita memiliki kekurangan yang sudah tidak bisa kita
rubah lagi, mungkin ini kondisi yang membuat anda benar2 depresi, tetapi di
balik kekurangan pasti seseorang itu memiliki kelebihan yang belum mereka
sadari saja. Jadi untuk menyikapi kekurangan itu tadi kita harus belajar untuk
ikhlas dan tawakal, tinggal bagaimana kita bisa mencari sesuatu yang menjadi
kelebihan kita dan terus mengembangkanya sampai maksimal.
2.
Berani
membuat impian
Selanjutnya beranikan diri anda untuk membuat sebuah impian
ataupun harapan yang ingin anda capai, harapan ini bukan hanya sekedar khayalan
yang tidak mungkin anda wujudkan, tetapi ini adalah harapan nyata dari anda
yang ke depannya akan anda wujudkan. Harapan ini lah yang merupakan tujuan
hidup anda ke depannya nanti karena harapan ini anda buat untuk bisa anda
wujudkan jadi bukan cuma omong kosong dan khayalan semu saja. Mulai sekarang
tentukanlah harapan anda untuk ke depannya nanti yang bisa memotivasi anda
untuk bisa mewujudkanya.
3.
Fokus
dan Konsisten mencapai tujuan
Nah
setelah anda menentukan harapan anda tadi, sekarang anda perlu untuk menyusun
rencana ataupun strategi untuk mencapai tujuan anda tadi. Dan rencana yang
telah anda buat itu bukan hanya sekedar ucapan ataupun angan2 saja, tetapi
rencana tersebut harus anda terapkan dalam tindakan nyata.
"tidak akan ada hasil jika anda tidak berusaha, karena
orang berusaha pun belum tentu berhasil". Jadi di sini tekad anda harus
bulat, dan berusaha semaksimal mungkin dan tidak secara setengah2 karena usaha
tidak maksimal pun hasilnya juga tidak maksimal. Selain itu kita juga harus
tetap konsisten dengan usaha apa yang kita lakukan, jadi jangan sekali2 patah
semangat dan berhenti berusaha, ketika anda patah semangat ingatlah kembali
hal2 yang bisa membuat anda kembali bangkit mungkin misalnya dukungan dari
orang tua, teman, keluarga atau yang lainnya dan mungkin anda harus selalu
mengingat tujuan anda tersebut. Jadi intinya terus berusaha dan jangan
menyerah.
4.
Rajinlah
berlatih dan kembangkan diri anda
Di sini maksudnya anda dituntut untuk bisa terus menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Jadi jangan puas dengan kondisi anda yang sekarang,
teruslah berlatih dan mengasah kemampuan diri anda agar anda bisa menjadi orang
yang lebih baik lagi.
Seorang atlit yang rajin berlatih suatu saat ia akan memenangkan
perlombaan, tetapi atlit yang malas berlatih pasti ia tidak akan bisa
memenangkan perlombaan. Mulai sekarang biasakan diri anda untuk giat berlatih
dan terus asah kemampuan anda agar nantinya anda berhasil. Misalnya ketika anda
ingin bisa berenang maka biasakan diri anda untuk berlatih berenang, ketika
anda ingin bisa berbicara di depan umum maka biasakan diri anda untuk berlatih
berbicara di depan umum.
5.
Belajar
dari pengalaman orang sukses
Kita juga harus bisa belajar dari pengalaman. Sebelum kita
belajar dari pengalaman orang lain, sudahkah anda belajar dari pengalaman
sendiri??
Ada orang yang bilang "pengalaman adalah guru
terbaik". Ada seorang pengusaha berhasil yang dia bahkan tidak sekolah,
tetapi dia belajar banyak dari pengalaman yang dia dapat dan juga belajar dari
pengalaman orang lain. Jadi ketika anda melakukan kesalahan maka pelajarilah
mangapa anda bisa salah dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi, dan
ketika anda berhasil maka pelajarilah hal yang bisa membuat anda berhasil dan
gunakan hal itu untuk membuat anda kembali berhasil. Lalu lihatlah pengalama
dari orang yang kita anggap sukses, belajarlah dari proses yang ia lalui
sehingga ia bisa berhasil, jadi jangan lihat hasilnya tetapi lihatlah
prosesnya. Tanyakan atau amati pencapaian apa yang telah ia lakukan dan
pelajari lah bagaimana ia bisa mencapainya. Dengan belajar dari pengalaman
orang lain, kita bisa mendapat banyak manfaar untuk diri kita sendiri.
6.
Rajin
berdoa dan memperkuat iman
Ada orang yang pernah bilang "manusia hanya bisa
berusaha tetapi Tuhan yang menentukan". Menurut anda bagaimanakah
pernyataan tersebut??
Jadi intinya kita jangan pernah berhenti mencoba dan juga
selalu ingat kalau Tuhan itu ada di belakang kita dan akan terus mendampingi
dan mensupport kita sampai kita berhasil. Oleh sebab itu, tingkatkan terus amal
dan ibadah kita karena mudah2an Tuhan memberikan kemudahan bagi kita semua dan
bisa menguatkan kita dalam kondisi apapun termasuk saat kita jatuh terpuruk
kita tetap kuat untuk kembali bangkit, karena orang2 sukses pasti akan selalu
mengingat Tuhannya.
Jadi katakan seperti ini ketika anda berhasil "saya cuma
kebetulan berhasil saja, semuanya Tuhan yang mengerjakan dan menghendaki
keberhasilan saya".
7.
Tingkatkan
Kreatifitas
Tentunya untuk menghadapi masalah dan rintangan2 yang semakin
hari akan semakin rumit dan berbeda dari yang pernah kita hadapi sebelumnya
maka berusahalah untuk berpikir kreatif untuk bisa menemukan kesempatan2 baru
dan solusi yang tepat untuk bisa melewati rintangan yang menghadang tersebut.
Cobalah untuk melakukan hal2 yang baru dan teruslah berkreasi dengan potensi
yang kita miliki ini untuk bisa mencapai atau memenuhi target yang kita
inginkan. Dan selalu rencanakan hal yang akan kita lakukan dengan baik, bila
yang kita lakukan tidak efektif maka coba pikirkan hal2 lain yang tentunya bisa
lebih membantu kita dalam mewujudkan tujuan. Jadi intinya tingkatkan
kreatifitas kita untuk melakukan sesuatu dan lakukan banyak perubahan agar yang
kita lakukan tidak terasa membosankan sehingga kita tetap bisa konsisten dalam
mencapai harapan tersebut.
2.4
MACAM-MACAM HARAPAN
Sehubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan
kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima
harapan manusia, yaitu :
1.
Harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia
membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan
hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis;
ia telah mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus
berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, semula hanya berupa
perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca. Tetapi dalam perkembangan
hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih
cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat
tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai
tempat berlindung, dan panas, gelap, dan sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan
pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar.
Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan
yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan, harapan
apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
2.
Harapan
untuk memperoleh keamanan (safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan.
Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan
suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak
menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia
ingin dilindungi.
Rasa aman tidak harus diwujudkan
dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa
aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moral bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa
Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang
diharapkan.
3.
Harapan
untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and
love)
Setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan
kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau
ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!"
Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa,
sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada
saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.
Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang
tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap
tidak sesuai dengan alamnya.
4.
Harapan
untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status.
Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Manusia yang lahir di bumi ini tentu
akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya, status dalam keluarga,
status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena
dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status
orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik
dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap
memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi
makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu
dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak
milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan
sebagainya.
5.
Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui
keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya.
Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima
atau diakui kehebatannya.
2.5
KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai
wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling
besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati
kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Harapan dan
kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau mewujudkan harapan,
manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a
sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta
mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
·
Jenis
– jenis Kepercayaan
Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri,
melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan
atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik
langsung atau tidak langsung kepada manusia. Dasar kepercayaan adalah
kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan
atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri itu
ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya
adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah
tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena
ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”.
3. Kepercayaan Kepada
Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat
penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya
Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka
manusia harus percaya kepada Tuhan.
§ Contoh
kasus kepercayaan kepada Allah
Contoh kasus kepercayaan kepada Allah.
percaya berarti membenarkan hal yang menyangkut dengan hal tersebut. sebagai
bukti dari kepercayaan kepada Allah kita wajib shalat 5 waktu dan menjalankan
Puasa di Bulan Ramadhan. Kita juga wajib menjalankan perintah yang di larang
dan yang wajib untuk di lakukan, Contoh yang wajib di jauhi, Alkohol karena
bisa merusak tubuh kita , jauhi makanan hewani yang buas, dan masih banyak
lagi. Contoh yang wajib di lakukan, Contohnya kita memakan makanan yang wajib
untuk di makan seperti Ayam, Bebek dan sebagainya
§ Analisis kasus kepercayaan kepada Allah :
Jadi , menurut
pendapat saya kita sebagai beragama Muslim kita sangat wajib Shalat 5 waktu
karena itu sudah kewajiban bagi kita semua, dan menjalankan Puasa di bulan
Ramadhan itu sangat penting juga untuk kesehatan kita, Keuntungan kita berpuasa
adalah bisa menjauhi dari yang namanya penyakit, dan bisa juga membuat badan
kita Kuat.
Selanjutnya kita juga wajib menjauhi
Alkohol karena itu sangat tidak baik bagi kesehatan, bisa membuat badan kita
sakit, dan lain sebagainya. Kita juga sangat penting menjauhi makanan hewani
yang buas , karena menurut penelitian daging (maaf) Babi mengandung cacing dan
kotoran kotoran di dalam daging tersebut, dan makanan itu masih banyak.
2.6
KEPERCAYAAN
DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Dimana
halnya kita yakin bahwa yang kita percaya itu pasti benar. Karena keyakinan
terhadap kebenaran itulah yang menimbulkan sebuah kepercayaan. Seperti yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya kepercayaan dibedakan beberapa jenis.
Yakni ; kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain, dan
kepercayaan kepada TUHAN.
Sebuah kepercayaan lama kelamaan bakal hilang atau pudar dari keyakinan
kita, jika kita tidak melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kepercayaan
tersebut.
Menurut pendapat saya, untuk meningkatkan
suatu kepercayaan dibutuhkan usaha terhadap kepercayaan itu sendiri. Sebagai
contoh :
1.
Kepercayaan
pada diri sendiri dapat
ditingkatkan dengan berusaha meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri,
jasmani dan rohani, serta kemampuan berpikir.
2. Kepercayaan
pada orang lain,
dengan meningkatkan jiwa sosial, menanamkan sifat saling membutuhkan dan
menghargai orang lain, bertutur kata sopan santun sehingga lebih dihargai orang
lain.
3. Kepercayaan kepada TUHAN, dengan memperbanyak berdoa dan meninggkatkan ibadah sehingga dapat
menenangkan hati dan pikiran, serta dapat mendekatkan diri kita kepada allah.
2.7 PENGERTIAN DO’A
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.
Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam
menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang
sedang mengharapkan
tercapainya sesuatu yang dimohonkan.
Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa dalam pengertian pendekatan diri
kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat
Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa
dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut
merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’
dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa
dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam
penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan.
Dalam Al-Qur’an Allah telah
menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an juga
memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa
mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai
keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila
disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat
Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af :
55-56).
Pengertian doa
bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari
sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta
syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk
pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan
pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah
serta meraih keselamatan abadi.
Menurut pendapat
saya, bahwa doa memiliki tujuan yang sama seperti halnya harapan, yakni ;
sama-sama menginginkan sesuatu hal yg belum tercapai. Dan memiliki perbedaan
arah tujuan, yakni ; doa mengarahkan tujuan itu kepada allah, sedangkan harapan
mengarahkan tujuan ke diri sendiri.
III. PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pada dasarnya
manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap
manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan atau
asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang.
Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan
terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Harapan
seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang.
Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk
memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai
dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
3.2
SARAN
Dalam setiap
kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah
untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang
membuat hidup kita menjadi berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan
agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain itu
kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT, yaitu dengan
berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat mewujudkan apa
yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang
berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan
mental kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat
kita putus asa untuk selalu terus mecoba.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar