I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahan
setiap manusia tentunya berbeda-beda dengan sesamanya, karena setiap manusia
diciptakan unik oleh sang pencipta. Keindahannya dapat berasal dari dalam dan
luar, tercermin melalui sikap, perilaku, dan penampilan manusia itu sendiri. Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu
dan tempat, selera mode, dan kedaerahan.
Keindahan berasal dari kata “indah” yang artinya bagus,
permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala
hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga,
suara, warna, dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas,
seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial, dan budaya. Karena hal itu, keindahan merupakan bagian hidup
manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa keindahan, sebab hidup tanpa keindahan pada hakekatnya adalah mati. Keindahan dapat membuat manusia gembira, bersyukur, dan lain-lain. Dimanapun dan kapanpun siapa saja dapat
menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan
adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang
sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena hal itu, segala hasil tiruan tidaklah
indah, karena dasarnya tidak benar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian manusia?
2. Apa
pengertian keindahan?
3. Apa
saja nilai-nilai dari keindahan?
4. Apa
hubungan antara manusia dan keindahan?
5. Apa
sebab-sebab manusia menciptakan keindahan?
C.
Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan makalah kami adalah sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan
apa pengertian manusia.
2.
Mendeskripsikan
apa pengertian keindahan.
3.
Mendeskripsikan
nilai-nilai dari keindahan.
4.
Mendeskripsikan
hubungan antara manusia dan keindahan.
5.
Mendeskripsikan
sebab-sebab
manusia menciptakan keindahan.
D.
Manfaat
Pembahasan
Makalah ini diharapkan
mampu memberikan manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis.
Adapun manfaat dari makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1.
Manfaat
teoritis
a) Menambah
perbendaharaan penelitian di Univeristas Gunadarma khususnya mengenai manusia
dan keindahan.
b) Menambah wawasan
mahasiswa/i Universitas Gunadarma mengenai nilai-nilai keindahan.
c) Menambah
wawasan mahasiswa/i Universitas Gunadarma mengenai hubungan manusia dan
keindahan.
2.
Manfaat
praktis
a) Membantu
mahasiswa/i menyadari hakekat manusia dan keindahan.
b) Membantu
mahasiswa/i untuk mampu menganalisis hubungan manusia dan keindahan dengan cara
membandingkannya dengan makalah lain.
c) Meningkatkan
kualitas materi yang didapat oleh mahasiswa/i khususnya materi Ilmu Budaya
Dasar (IBD) tentang manusia dan keindahan.
d) Meningkatkan
motivasi mahasiswa/i untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan antara manusia dan keindahan.
II. PEMBAHASAN
A.
Manusia
1.
Pengertian
Manusia
adalah mahluk sosial, dimana manusia merupakan mahluk yang tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada hakekatnya, manusia merupakan mahluk
paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan
Tuhan dalam keadaan memiliki akal dan pikiran yang dapat digunakan secara logis
dan dinamis untuk melakukan sesuatu sehingga terciptalah manusia yang adil,
yang dapat menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.
B.
Keindahan
1.
Pengertian
Keindahan
adalah suatu konsep yang tidak dapat dinikmati melainkan hanya dapat dinikmati
dalam suatu karya. Dengan kata lain, keindahan dapat dinikmati bila dihubungkan
dengan bentuk.
Keindahan
sering diutarakan pada situasi tertentu. Keindahan sendiri berasal dari kata
dasar ‘indah’ yang berarti bagus, permai, cantik, elok, dan sebagainya.
Keindahan sendiri bersifat universal dan relatif memiliki pandangan yang
berbeda-beda. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata bellum yang berasal dari kata benum, yang artinya kebaikan.
Pada
hakekatnya, keindahan adalah susunan pokok kualitas tertentu yang terdiri dari
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi
manusia. Sedangkan filsuf abad pertengahan, Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
C. Nilai-Nilai Keindahan
Keindahan memiliki nilai-nilai tertentu dalam perwujudannya,
yaitu:
1. Nilai Estetika
Dalam
rangka teori umum tentang nilai estetik, The
Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Istilah
nilai estetik sendiri dalam bidang filsafat, seringkali dipakai sebagai suatu
kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Dalam dictionary of sociology and related
sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai
berikut.
“The believed capacity
of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes
it to be on interest to an individual or a group”.
(kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu
keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau sesuatu golongan). Nilai estetika digolongkan menjadi 2 nilai,
yaitu:
a.
Nilai
Intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari
keindahan alam yang bersangkutan, dapat juga digunakan sebagai tujuan, ataupun
demi kepentingan alam itu sendiri. Misalnya pesan tentang keagungan Allah yang
menciptakannya melaui keindahan alam itu sendiri. Contohnya adalah pesan puisi
yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui karya puisi
tersebut.
b. Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat
baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value), yakni
nilai yang bersifat sebagai sarana untuk membantu sesuatu yang lain. Misalnya, keindahan
alam menjadi sarana untuk membantu perekonomian penduduk sekitarnya dengan
menjadikan keindahan alam tersebut sebagai objek wisata. Para penduduk sekitar
dapat melakukan kegiatan usaha mulai dari menyediakan tempat menginap,
berdagang kebutuhan-kebutuhan bagi para pengunjung, dan lain-lain.
D. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tidak dapat dipisahkan sehingga
kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam
berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukan) yang
nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan.
Jangkauan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan
sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena
itu, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian dari hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun, siapa
saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Sudah pasti kebenaran disini bukanlah kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep dalam seni, berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai
obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia tersebut mempunyai
pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada
dua bidang tersebut. Batas keindahan akan berhenti pada sesuatu yang indah dan
bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya
tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin, dan kreatif dalam menghubungkan benda yang satu dengan
yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu
benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi.
Jadi, keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas
baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
Tuhan.
E.
Sebab-Sebab Manusia Menciptakan Keindahan
Manusia
menciptakan keindahan pasti memiliki sebab-sebab tertentu. Adapun sebab-sebab
manusia menciptakan keindahan yakni sebagai berikut:
a.
Tata Nilai Yang Telah Usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat, ada yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
b.
Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat
dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral
dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat manusia, terutama dari
segi kebutuhan seksual. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang
dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul
“Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”, yang berisi bahwa si pengarang
memprotes perbuatan bejat para pejabat, yang merendahkan derajat wanita dengan
mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
c.
Penderitaan Manusia
Banyak
faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi faktor yang paling menentukan
ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita
sebagai akibat dari nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan
sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak
indah.
d.
Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam,
keteraturan alam semesta, dan kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan
keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan
Tuhan. Seindah-indahnya tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan dapat menyamai
keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
III. PENUTUP
A.
Simpulan
Keindahan pada dasarnya
adalah ciptaan Tuhan. Keindahan adalah susunan pokok kualitas tertentu yang
terdiri dari kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan
antara garis, warna, bentuk, dan kata-kata. Semua ciri tersebut dapat ditemui
dalam hidup setiap manusia. Manusia dan keindahan tidak dapat terpisahkan satu
sama lain. Tuhan telah menganugerahkan keindahan bagi setiap manusia secara
unik. Tidak ada satupun manusia yang sama di dunia ini, meskipun kembar
sekalipun. Oleh sebab itu, manusia berkewajiban untuk menjaga keindahan-keindahan
yang ada pada dirinya maupun yang ada di sekitarnya sebagai upaya untuk
melaksanakan perintah-Nya.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis
berharap agar para pembaca mempelajari dan memahami maksud dari isi makalah ini
sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar